Friday, May 20, 2005

Menulis Breaking News

Penting dicamkan, media online memiliki karakteristik yang berbeda dengan media cetak.. Koran dan majalah, semisal Kompas atau Tempo, bisa dibaca sambil tiduran-tiduran atau ditenteng ke mana suka. Sedangkan media online, katakanlah detikcom, membutuhkan monitor dan komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet untuk membacanya.

Lain dari itu, membaca di layar monitor tidaklah senyaman membaca koran yang bisa dibaca dengan membolak-balik halamannya. Pembaca harus berulangkali mengetuk tuts keyboard untuk menaikturunkan (scroll) halaman media online. Jadi, walaupun internet (baca: media online) mempunyai ruang yang bisa dikatakan tak terbatas, namun informasi yang disampaikan haruslah dikemas secara ringkas agar mudah dibaca.

Perbedaan lain yang mendasar adalah, karena media online tidak melewati proses cetak, maka pembaca mempunyai tuntutan untuk segera tahu apa yang baru saja atau sedang terjadi. Kecepatan penyampaian informasi merupakan salah satu kata kunci dalam penyajian berita media jenis ini.

Di sisi lain media online bukan saja bersaing cepat dengan jenis media lain seperti radio dan televisi yang dapat menyiarkan berita secara on the spot, tetapi juga dengan ratusan, bahkan ribuan media online sejenis yang berusaha menjejalkan informasi serupa pada pembaca dalam waktu bersamaan. Alhasil, selain tetap dituntut menyajikan berita secara jelas dan akurat media online punya kewajiban melaporkan segera setiap peristiwa yang terjadi. Pembaca tidak sudi membaca berita basi, bukan?

Demikian pentingnya faktor kecepatan dalam menyampaikan informasi, maka media online lazimnya memilih model penulisan yang disebut breaking news. Apa itu breaking news? Bila diterjemahkan secara bebas pengertian breaking news dapat diartikan sebagai “berita yang sedang berproses” ---sebab itu, ada pula yang menyebutnya “news on the making”.

Oleh karenanya, demi mengejar kecepatan tadi, reporter tidak harus menunggu sebuah peristiwa tuntas. Bisa saja sang reporter melaporkan sebuah peristiwa bernilai berita besar secara bertahap, mengikuti jalannya peristiwa tersebut. Namun apabila peristiwa itu bergulir sangat cepat, maka tentunya ia tidak lagi berjalan melainkan “berlari”. Pelaporan sebuah peristiwa dengan tempo perubahan yang sangat cepat lazim disebut “running news”.


Delapan Unsur Breaking News

Setelah mendapatkan informasi dari lapangan, maka tugas reporter adalah menyampaikan informasi tersebut kepada pembaca secara cepat, jelas dan akurat. Berikut unsur yang semestinya ada saat menyajikan berita yang kita sebut breaking news tadi.

1. Menentukan angle. Angle atau sudut pandang sebuah berita ini dibikin untuk membantu tulisan supaya terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan oleh narasumber. Tulisan yang tidak terfokus hanyalah akan membingungkan pembaca. Untuk menentukan angle salah satu cara yang termudah adalah membuat sebuah pertanyaan tunggal tentang apa yang mau kita tulis. Jawaban pertanyaan tidak boleh melebar kemana-mana. Hal-hal yang tidak relevan dengan pertanyaan tadi sebaiknya dibuang saja. Kalau kita merasa sayang buatlah dalam berita tersendiri dengan angle yang berbeda. Kalau misalkan informasi tersebut sangat penting, namun tidak cukup untuk dibuat dalam berita tersendiri, maka bikinlah sub judul.

2. Mengandung unsur dasar 5W+1H. Nama nara sumber, tempat peristiwa, waktu kejadian dan proses kejadian haruslah ditulis secara detil. Karena media online dibaca oleh orang yang tidak terbatas, maka semuanya harus ditulis secara gamblang. Nama orang, title, jabatan harus ditulis secara jelas. Begitu juga dengan nama tempat, jalan, bahkan kalau perlu nama gedung dan ruangan tempat peristiwa berlangsung yang memang signifikan untuk disebutkan harus ditulis secara jelas. Untuk persitiwa-peristiwa dengan yang mempunyai nilai berita tinggi, waktu kejadian harus ditulis secara rinci. Apalagi kalau kita sudah memasuki tulisan running news. Unsur dasar berita 5W+1H selanjutnya harus diikuti dengan kedalaman informasi.

3. Judul yang menarik. Judul yang menarik harus mewakili isi berita. Judul adalah sesuatu yang kita janjikan kepada para pembaca untuk itu judul harus menggambarkan isi berita. Ibarat orang jualan, kemaslah judul dalam kalimat yang menarik, untuk memancing pembaca supaya membaca berita kita. Judul yang hambar akan membuat berita kita dilewati oleh pembaca. Untuk membuat daya tarik yang lebih, maka judul ditulis dalam kalimat pendek dan aktif. Maka pilihlah hal-hal yang mempunyai nilai berita tinggi pada bagian judul ini.

4. Lead atau teras berita berisi inti dari sebuah berita. Setelah judul, “iming-iming” menariknya sebuah berita diletakkan pada lead. Berbeda dengan teknik penulisan feature yang bisa membuat kalimat pengait dengan leluasa, maka lead dalam model tulisan ini biasanya berisi ringkasan berita. Kalau perlu, pembaca sudah bisa menangkap isi berita hanya dengan membaca kalimat dalam lead saja. Lead ditulis dalam satu sampai maksimal tiga kalimat yang pendek.

5. Membuat kerangka karangan. Namun bagi penulis tingkat lanjut, kerangka karangan ini sudah ada dalam benak penulis. Inilah yang disebut dengan flowchart atau struktur berita. Sebuah berita yang bagus mempunyai struktur yang logis. Logika penulisan bisa saja mengikuti kronologi atau urut waktu, bisa juga ditulis dalam sebab-akibat atau sebaliknya. Yang penting penulisannya disampaikan secara runtut. Antar satu paragraf dengan paragraf yang lain saling menyambung, bukannya meloncat. Demikian pula antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu paragraf juga saling menyambung.

6. Sebuah tulisan yang memikat akan diakhiri dengan ending. Ibarat sebuah drama, ketika berita memiliki suspen yang berakhir dengan ending. Ending dalam breakingnews akan memancing pembaca untuk menunggu kelanjutan berita berikutnya.
7. Mampu menghibur pembaca. Berita yang menarik tak hanya memaparkan informasi yang akurat dan signifikan. Maka penulis yang sudah berpengalaman akan menyelipkan unsur-unsur humor dalam berita. Namun ini tidak mutlak. Sesuatu yang memang tidak lucu tidak boleh dilucu-lucukan.
8. Kontekstual. Artinya, penulis bisa memberi alasan mengapa tema tersebut harus ditulis? Apa signifikansinya dengan pembaca? Unsur kontekstual ini akan terasa apabila berita tersebut tidak berbasiskan pada peristiwa, tetapi berdasarkan pada ide atau gagasan narasumber. Mengapa seorang nara sumber itu melontarkan sesuatu? Nah, tema yang diangkat itu tadi harus mengandung unsur news peg atau cantelan berita.
Tips Menulis Sebuah Breaking News

1. Pakailah bahasa yang efisien. Jangan membuat pengulangan pesan dalam satu tubuh berita. Kata-kata berikut ini bisa dihilangkan, atau digunakan jika sangat perlu:

adalah
bahwa
telah
akan
untuk
dari
daripada
di mana
yang mana
hal mana
dengan siapa
dalam rangka
sementara itu
dalam pada itu
perlu diketahui
dapat ditambahkan
selanjutnya
antara

2. Gunakan kalimat pendek-pendek. Hindari penulisan kalimat majemuk yang beranak cucu. Kalimat yang ditulis secara panjang lebar mengaburkan makna yang akan disampaikan. Ia akan gagal memberikan tekanan pada apa yang seharusnya dianggap penting.
3. Bikinlah paragraf yang pendek-pendek. Satu paragraf rata-rata 4-5 baris (halaman web). Bisa saja satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat. Ini barangkali menyalahi hukum penulisan konvensional. Tetapi dalam penulisan breaking news pelanggaran seperti itu tidak menjadi masalah.

4. Tuliskan kutipan langsung untuk menghidupkan berita. Pilihlah kutipan yang berbobot dengan kalimat yang pendek. Jangan mengambil kalimat yang datar dalam kutipan langsung. Apabila ada informasi dari narasumber yang panjang lebar, pilihlah kalimat yang menarik untuk dikutip, atau pecahlah dalam beberapa kutipan. Satu kutipan langsung, biasanya cukup satu kalimat.
5. Hindari penyebutan yang berulang atau monoton. Seringkali karena satu berita bersumber dari satu narasumber, maka kita menyebutkan nama narasumber tersebut secara berulang-ulang. Untuk itu kita perlu membuat variasi dengan menyebutkan jabatannya atau penjelasan yang lain yang mewakili penggambaran nara sumber.

6 Jangan abaikan spelling penulisan nama orang, ejaan dan tanda baca. Dalam penulisan online, tulisan mengikuti konvensi tersendiri yang mengedepankan kemudahan dalam membaca. Misalkan penulisan deretan gelar, biasanya mengabaikan EYD dengan menghilangkan tanda baca. Misalnya: Prof Dr Ichlasul Amal atau Dr Adnan Buyung Nasution SH. Demikian juga dalam penulisan mata uang, Rp 3.000 akan lebih enak kalau ditulis Rp 3 ribu.

7 Sampaikan dengan menggunakan bahasa yang jernih dan simpel. Jangan coba-coba menyampaikan istilah yang kita sendiri tidak paham. Apabila istilah itu terlontar dari narasumber, cari tahu apa maknanya. Hindari pemakaian istilah asing yang belum akrab dipakai dalam berita. Apabila terpaksa menggunakan istilah yang asing, jelaskan pula pengertiannya dalam kalimat yang ringkas.

8 Jangan menulis laporan yang panjang. Pembaca media online menginginkan berita yang ringkas, langsung pada pokok permasalahan. Breaking news biasanya ditulis dalam 3 - 8 paragraf. Apabila berita itu bernilai tinggi maka kita akan menuliskan berita lanjutannya dalam running news. Tapi apabila berita itu hanya sekali tulis, maka tulislah dalam berita yang lebih panjang.

9 Jangan mengobral opini sendiri. Pinjamlah mulut nara sumber untuk menyampaikan asumsi-asumsi anda. Atau tariklah kesimpulan dari rangkaian pendapat narasumber yang dilontarkan. Harus dibedakan antara menulis berita dan menulis artikel. Berita dalam hal ini adalah melaporkan kejadian, atau gagasan dari narasumber.

10 Tulislah informasi secara deskriptif. Gunakan mata, telinga, dan indra yang lain serta perasaan untuk mendeskripsikan peristiwa seolah-olah pembaca ikut berada di lapangan.Apabila kita tidak melihat dengan mata kepala sendiri suatu peristiwa, mintalah para saksi untuk menggambarkan peristiwa tersebut.

11 Aspek balans atau keberimbangan berita tidak harus dimuat dalam satu berita. Apabila menemukan pendapat narasumber yang kontroversial, segera cari pembanding dari narasumber yang bisa meng-counter pada berita berikutnya.



Sekian,-

0 Comments:

Post a Comment

<< Home