Friday, May 20, 2005

Gimana menulis cerita anak?

Bercerita adalah suatu cara untuk berbagi pengalaman karena dasarnya, bercerita merupakan rangkaian kejadian yang disampaikan oleh pihak pertama (pemilik cerita) kepada pihak kedua (khalayak sasaran cerita), dengan harapan pihak kedua akan mengerti dan terpengaruh oleh rangkaian kejadian tersebut.
Di sini, peran pertama sangatlah besar. Dia bebas memanupilasi cerita, bebas memakai gaya bahasa apa pun yang dikehendaki dengan tujuan agar pihak kedua bisa menerima dengan sebaik-baiknya.
Untuk menulis cerita anak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; tema, gaya bahasa, alur, dan ending.
Tema untuk anak usia TK akan lebih baik kalau tema-tema kemandirian (bisa cerita keseharian atau fabel), untuk anak 6-9 tahun mereka menyukai cerita petualangan, fantasi, dan sebagainya. Dan, anak usia 10-12 tahun mereka lebih menyukai cerita-cerita yang lebih riil dalam kehidupannya (persahabatan, dan sebagainya).
Gaya bahasa anak usia TK, usia 6-9 tahun, dan usia 10-12 tahun akan sangat berbeda, begitu juga dalam membuat alur cerita dan ending. Anak usia TK bahasanya sangat sederhana (lebih banyak gambar), alur dan endingnya simpel.
Usia 6-9 tahun, bahasa sudah mulai berubah karena perbendaharaan kata mereka mulai banyak. Alur masih sederhana. Ending dibuat mengejutkan. Mereka lebih senang ending yang seperti ini.
Usia 10-12 tahun, bahasa, alur, dan ending sudah bisa dieksploitasi karena mereka sudah mulai beranjak remaja. Berikut saya petikkan tips menulis dari Jokolelono.
1. Bahan cerita. Semua hal bisa jadi bahan cerita yang baik. Orisinalitas dalam hal ‘bahan baku’ mungkin nomor dua, tetapi orisinalitas cara penyampaian akan lebih penting agar anak lebih tertarik.
2. Anak-anak butuh hiburan dan tambahan wawasan sebagai ganti melepaskan keaktivan mereka. Mereka memerlukan cerita yang bisa melanjutkan kegiatan aktif mereka dalam dalam khayal, atau memukau secara emosional serta memperkaya wawasan. Jika ingin menumbuhkan nasihat, usahakan untuk tidak terlalu menonjolkannya.
3. Perbendaharaan bahasa anak-anak kita terbatas. Kalimat pendek, tiruan bunyi, cara interaktif akan sangat membantu mengikat perhatian anak-anak.
4. Anak-anak akan merasa sebuah cerita itu bagus bila cerita itu memikat perhatian, membuat mereka teringat terus, minta diceritakan atau dibacakan ulang, dan bisa mereka hayati. Ini sangat berguna karena jika mereka suka akan sebuah cerita, mereka akan merasa waktu mereka tak terbuang percuma.
5. Cerita yang menarik akan membuat anak minta dan minta lagi untuk diceritakan, sehingga terjadi kedekatan fisik antara orangtua dan anak. Cerita tidak harus dongeng. Cerita tentang keluarga juga ternyata menarik untuk anak-anak.Yang penting cerita diceritakan secara lancar dengan bahasa yang bisa dimengerti dan dapat dinikmati oleh anak-anak

Menulis Breaking News

Penting dicamkan, media online memiliki karakteristik yang berbeda dengan media cetak.. Koran dan majalah, semisal Kompas atau Tempo, bisa dibaca sambil tiduran-tiduran atau ditenteng ke mana suka. Sedangkan media online, katakanlah detikcom, membutuhkan monitor dan komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet untuk membacanya.

Lain dari itu, membaca di layar monitor tidaklah senyaman membaca koran yang bisa dibaca dengan membolak-balik halamannya. Pembaca harus berulangkali mengetuk tuts keyboard untuk menaikturunkan (scroll) halaman media online. Jadi, walaupun internet (baca: media online) mempunyai ruang yang bisa dikatakan tak terbatas, namun informasi yang disampaikan haruslah dikemas secara ringkas agar mudah dibaca.

Perbedaan lain yang mendasar adalah, karena media online tidak melewati proses cetak, maka pembaca mempunyai tuntutan untuk segera tahu apa yang baru saja atau sedang terjadi. Kecepatan penyampaian informasi merupakan salah satu kata kunci dalam penyajian berita media jenis ini.

Di sisi lain media online bukan saja bersaing cepat dengan jenis media lain seperti radio dan televisi yang dapat menyiarkan berita secara on the spot, tetapi juga dengan ratusan, bahkan ribuan media online sejenis yang berusaha menjejalkan informasi serupa pada pembaca dalam waktu bersamaan. Alhasil, selain tetap dituntut menyajikan berita secara jelas dan akurat media online punya kewajiban melaporkan segera setiap peristiwa yang terjadi. Pembaca tidak sudi membaca berita basi, bukan?

Demikian pentingnya faktor kecepatan dalam menyampaikan informasi, maka media online lazimnya memilih model penulisan yang disebut breaking news. Apa itu breaking news? Bila diterjemahkan secara bebas pengertian breaking news dapat diartikan sebagai “berita yang sedang berproses” ---sebab itu, ada pula yang menyebutnya “news on the making”.

Oleh karenanya, demi mengejar kecepatan tadi, reporter tidak harus menunggu sebuah peristiwa tuntas. Bisa saja sang reporter melaporkan sebuah peristiwa bernilai berita besar secara bertahap, mengikuti jalannya peristiwa tersebut. Namun apabila peristiwa itu bergulir sangat cepat, maka tentunya ia tidak lagi berjalan melainkan “berlari”. Pelaporan sebuah peristiwa dengan tempo perubahan yang sangat cepat lazim disebut “running news”.


Delapan Unsur Breaking News

Setelah mendapatkan informasi dari lapangan, maka tugas reporter adalah menyampaikan informasi tersebut kepada pembaca secara cepat, jelas dan akurat. Berikut unsur yang semestinya ada saat menyajikan berita yang kita sebut breaking news tadi.

1. Menentukan angle. Angle atau sudut pandang sebuah berita ini dibikin untuk membantu tulisan supaya terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan oleh narasumber. Tulisan yang tidak terfokus hanyalah akan membingungkan pembaca. Untuk menentukan angle salah satu cara yang termudah adalah membuat sebuah pertanyaan tunggal tentang apa yang mau kita tulis. Jawaban pertanyaan tidak boleh melebar kemana-mana. Hal-hal yang tidak relevan dengan pertanyaan tadi sebaiknya dibuang saja. Kalau kita merasa sayang buatlah dalam berita tersendiri dengan angle yang berbeda. Kalau misalkan informasi tersebut sangat penting, namun tidak cukup untuk dibuat dalam berita tersendiri, maka bikinlah sub judul.

2. Mengandung unsur dasar 5W+1H. Nama nara sumber, tempat peristiwa, waktu kejadian dan proses kejadian haruslah ditulis secara detil. Karena media online dibaca oleh orang yang tidak terbatas, maka semuanya harus ditulis secara gamblang. Nama orang, title, jabatan harus ditulis secara jelas. Begitu juga dengan nama tempat, jalan, bahkan kalau perlu nama gedung dan ruangan tempat peristiwa berlangsung yang memang signifikan untuk disebutkan harus ditulis secara jelas. Untuk persitiwa-peristiwa dengan yang mempunyai nilai berita tinggi, waktu kejadian harus ditulis secara rinci. Apalagi kalau kita sudah memasuki tulisan running news. Unsur dasar berita 5W+1H selanjutnya harus diikuti dengan kedalaman informasi.

3. Judul yang menarik. Judul yang menarik harus mewakili isi berita. Judul adalah sesuatu yang kita janjikan kepada para pembaca untuk itu judul harus menggambarkan isi berita. Ibarat orang jualan, kemaslah judul dalam kalimat yang menarik, untuk memancing pembaca supaya membaca berita kita. Judul yang hambar akan membuat berita kita dilewati oleh pembaca. Untuk membuat daya tarik yang lebih, maka judul ditulis dalam kalimat pendek dan aktif. Maka pilihlah hal-hal yang mempunyai nilai berita tinggi pada bagian judul ini.

4. Lead atau teras berita berisi inti dari sebuah berita. Setelah judul, “iming-iming” menariknya sebuah berita diletakkan pada lead. Berbeda dengan teknik penulisan feature yang bisa membuat kalimat pengait dengan leluasa, maka lead dalam model tulisan ini biasanya berisi ringkasan berita. Kalau perlu, pembaca sudah bisa menangkap isi berita hanya dengan membaca kalimat dalam lead saja. Lead ditulis dalam satu sampai maksimal tiga kalimat yang pendek.

5. Membuat kerangka karangan. Namun bagi penulis tingkat lanjut, kerangka karangan ini sudah ada dalam benak penulis. Inilah yang disebut dengan flowchart atau struktur berita. Sebuah berita yang bagus mempunyai struktur yang logis. Logika penulisan bisa saja mengikuti kronologi atau urut waktu, bisa juga ditulis dalam sebab-akibat atau sebaliknya. Yang penting penulisannya disampaikan secara runtut. Antar satu paragraf dengan paragraf yang lain saling menyambung, bukannya meloncat. Demikian pula antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu paragraf juga saling menyambung.

6. Sebuah tulisan yang memikat akan diakhiri dengan ending. Ibarat sebuah drama, ketika berita memiliki suspen yang berakhir dengan ending. Ending dalam breakingnews akan memancing pembaca untuk menunggu kelanjutan berita berikutnya.
7. Mampu menghibur pembaca. Berita yang menarik tak hanya memaparkan informasi yang akurat dan signifikan. Maka penulis yang sudah berpengalaman akan menyelipkan unsur-unsur humor dalam berita. Namun ini tidak mutlak. Sesuatu yang memang tidak lucu tidak boleh dilucu-lucukan.
8. Kontekstual. Artinya, penulis bisa memberi alasan mengapa tema tersebut harus ditulis? Apa signifikansinya dengan pembaca? Unsur kontekstual ini akan terasa apabila berita tersebut tidak berbasiskan pada peristiwa, tetapi berdasarkan pada ide atau gagasan narasumber. Mengapa seorang nara sumber itu melontarkan sesuatu? Nah, tema yang diangkat itu tadi harus mengandung unsur news peg atau cantelan berita.
Tips Menulis Sebuah Breaking News

1. Pakailah bahasa yang efisien. Jangan membuat pengulangan pesan dalam satu tubuh berita. Kata-kata berikut ini bisa dihilangkan, atau digunakan jika sangat perlu:

adalah
bahwa
telah
akan
untuk
dari
daripada
di mana
yang mana
hal mana
dengan siapa
dalam rangka
sementara itu
dalam pada itu
perlu diketahui
dapat ditambahkan
selanjutnya
antara

2. Gunakan kalimat pendek-pendek. Hindari penulisan kalimat majemuk yang beranak cucu. Kalimat yang ditulis secara panjang lebar mengaburkan makna yang akan disampaikan. Ia akan gagal memberikan tekanan pada apa yang seharusnya dianggap penting.
3. Bikinlah paragraf yang pendek-pendek. Satu paragraf rata-rata 4-5 baris (halaman web). Bisa saja satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat. Ini barangkali menyalahi hukum penulisan konvensional. Tetapi dalam penulisan breaking news pelanggaran seperti itu tidak menjadi masalah.

4. Tuliskan kutipan langsung untuk menghidupkan berita. Pilihlah kutipan yang berbobot dengan kalimat yang pendek. Jangan mengambil kalimat yang datar dalam kutipan langsung. Apabila ada informasi dari narasumber yang panjang lebar, pilihlah kalimat yang menarik untuk dikutip, atau pecahlah dalam beberapa kutipan. Satu kutipan langsung, biasanya cukup satu kalimat.
5. Hindari penyebutan yang berulang atau monoton. Seringkali karena satu berita bersumber dari satu narasumber, maka kita menyebutkan nama narasumber tersebut secara berulang-ulang. Untuk itu kita perlu membuat variasi dengan menyebutkan jabatannya atau penjelasan yang lain yang mewakili penggambaran nara sumber.

6 Jangan abaikan spelling penulisan nama orang, ejaan dan tanda baca. Dalam penulisan online, tulisan mengikuti konvensi tersendiri yang mengedepankan kemudahan dalam membaca. Misalkan penulisan deretan gelar, biasanya mengabaikan EYD dengan menghilangkan tanda baca. Misalnya: Prof Dr Ichlasul Amal atau Dr Adnan Buyung Nasution SH. Demikian juga dalam penulisan mata uang, Rp 3.000 akan lebih enak kalau ditulis Rp 3 ribu.

7 Sampaikan dengan menggunakan bahasa yang jernih dan simpel. Jangan coba-coba menyampaikan istilah yang kita sendiri tidak paham. Apabila istilah itu terlontar dari narasumber, cari tahu apa maknanya. Hindari pemakaian istilah asing yang belum akrab dipakai dalam berita. Apabila terpaksa menggunakan istilah yang asing, jelaskan pula pengertiannya dalam kalimat yang ringkas.

8 Jangan menulis laporan yang panjang. Pembaca media online menginginkan berita yang ringkas, langsung pada pokok permasalahan. Breaking news biasanya ditulis dalam 3 - 8 paragraf. Apabila berita itu bernilai tinggi maka kita akan menuliskan berita lanjutannya dalam running news. Tapi apabila berita itu hanya sekali tulis, maka tulislah dalam berita yang lebih panjang.

9 Jangan mengobral opini sendiri. Pinjamlah mulut nara sumber untuk menyampaikan asumsi-asumsi anda. Atau tariklah kesimpulan dari rangkaian pendapat narasumber yang dilontarkan. Harus dibedakan antara menulis berita dan menulis artikel. Berita dalam hal ini adalah melaporkan kejadian, atau gagasan dari narasumber.

10 Tulislah informasi secara deskriptif. Gunakan mata, telinga, dan indra yang lain serta perasaan untuk mendeskripsikan peristiwa seolah-olah pembaca ikut berada di lapangan.Apabila kita tidak melihat dengan mata kepala sendiri suatu peristiwa, mintalah para saksi untuk menggambarkan peristiwa tersebut.

11 Aspek balans atau keberimbangan berita tidak harus dimuat dalam satu berita. Apabila menemukan pendapat narasumber yang kontroversial, segera cari pembanding dari narasumber yang bisa meng-counter pada berita berikutnya.



Sekian,-

Beberapa Saran untuk Menulis Artikel Opini

“Mengarang itu gampang,” tulis Arswendo Atmowiloto dalam serialnya di majalah Hai, lama sebelum ia dipenjarakan. Walau terdengar agak berlebihan, gagasan Arswendo ini banyak benarnya. Yang menjadi persoalan, siapa yang mau membaca?
Pada era kini, saat pintu kebebasan berekspresi dibuka lebar-lebar, hampir semua orang membuka mulutnya lebar-lebar. Apalagi jumlah media massa mengalami inflasi, berkat ditiadakannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers yang pada masa Orde Baru menjadi penghalang yang efektif bagi tumbuhnya media massa.
Di tengah-tengah ledakan partisipasi ini, keberanian beropini bukan hal yang aneh lagi. Jika di masa lalu, semakin vokal seseorang atau suatu media, maka ia atau media itu akan makin populer, maka kini orang tidak peduli lagi.
Dalam situasi seperti ini, bagaimana menulis artikel opini yang efektif?
Unik
Di tengah-tengah gegap-gempita ini, artikel opini yang mampu menarik perhatian orang adalah artikel yang unik. Ada tiga hal yang membuat suatu artikel berbeda dari yang lain:
Isi
Pendekatan
Penyajian
Isi yang unik berkaitan dengan gagasan yang sama sekali berbeda dengan apa yang dipikirkan banyak orang. Contohnya adalah tulisan Mochtar Pabotingi dalam majalah Tempo edisi Akhir Tahun 2000. Dalam artikelnya yang berjudul …, Pabotingi, ahli ilmu politik dari LIPI, menegaskan bahwa keempat pemimpin nasional yang ada sekarang, yaitu Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Amien Rais dan Akbar Tanjung, tidak mampu memimpin bangsa ini keluar dari krisis, dan karena itu harus diganti.
Gagasan ini muncul saat orang mempersoalkan kepemimpinan Gus Dur, dan sebagian berharap Megawati Soekarnoputri mengambil alih kekuasaan eksekutif. Namun, analisa Pabotingi melompat jauh ke depan dan memperingatkan bahwa Mega juga tidak akan mampu, demikian pula Amien dan Akbar. Lepas dari setuju atau tidak, pendapat ini menarik perhatian karena isinya yang berbeda dengan apa yang menjadi arus utama pemikiran pada saat ini.
Pendekatan yang unik berkaitan dengan bagaimana suatu persoalan yang menjadi perhatian bersama didekati dengan cara yang berbeda sama sekali. Contoh adalah persoalan korupsi yang merajalela kembali belakangan ini. Sudah banyak artikel yang ditulis mengenai hal ini, namun Sudirman Said berhasil mencuri perhatian dengan artikelnya di majalah Tempo edisi akhir tahun. Ketua Badan Pelaksana Masyarakat Transparansi Indonesia ini berargumen bahwa tidak akan ada badan anti korupsi yang bisa bekerja efektif di Indonesia pada saat ini. Kenapa? “Sementara para koriptor bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh waktu mereka, para anggota badan-badan anti korupsi menjalankan tugas mereka secara paruh waktu,” tulis Sudirman.
Open Mind
Bagaimana kita bisa menyajikan gagasan yang unik? Ada beberapa cara:
Mengembangkan rasa ingin tahu yang kuat[1]. Perbedaan utama seorang jurnalis dengan profesi lainnya adalah rasa ingin tahunya. Kadang kala ini menjengkelkan, namun kalau dikemas dengan elegan, rasa ingin tahu ini bisa menghasilkan banyak gagasan segar.
Membuka pikiran terhadap berbagai kemungkinan baru. Para psikolog memperkenalkan istilah ‘mental block’ untuk menjelaskan mengapa orang tidak kreatif. Banyak orang yang secara tidak sadar membatasi dirinya hanya untuk mengetahui apa-apa yang ia mau tahu dan tidak mau tahu apa-apa yang ia tidak mau tahu. Sebagai pembenaran, mereka menggunakan berbagai alasan seperti ‘tabu’, ‘terlalu berat’, ‘malas ah’, ‘pamali’ dll. Akibatnya pikirannya menyempit, dan memandang persoalan bagai mengenakan kacamata kuda. Agar tetap kreatif, para psikolog menyarankan pada kita, “to think outside the box,” dengan membuka diri terhadap alternatif-alternatif baru yang mungkin selama ini tidak terfikirkan. Bahkan beberapa pakar manajemen menyarankan agar kita membebaskan diri dari kebiasaan berfikir secara struktural.
Mengamati dengan jeli apa yang terjadi dalam lingkungan kita[2]. Begitu banyak hal yang terjadi setiap hari, tapi tidak banyak orang yang peka dengan berbagai perubahan ini. Jika anda mau menyisihkan sedikit waktu dan tenaga untuk memperhatikan apa-apa yang tengah terjadi, niscaya anda akan menemukan banyak hal yang menakjubkan. Tahukah anda bahwa kini semakin banyak siswi SLTA yang membeli alat tes kehamilan, sedangkan para siswa menyelipkan kondom di balik dompet mereka? Fenomena yang mengagetkan ini ditemukan majalah Hai dalam pengamatan di beberapa apotik di Jakarta akhir tahun 2000.
Banyak membaca buku[3]. Begitu banyak buku yang kini beredar di pasaran, begitu banyak fakta dan data yang diungkap. Dengan banyak membaca, anda akan semakin terampil menganalisa masalah, serta kaya dengan data serta fakta. Ini modal penting untuk mengembangkan gagasan yang unik. Sayangnya, kini banyak kaum muda yang enggan menghabiskan waktu untuk membaca buku. Mereka lebih suka menonton televisi, mendengarkan radio atau mencukupkan diri hanya dengan membaca tabloid atau koran. Inilah penyakit generasi instan.
Rajin menulis dan berdiskusi. Menulis diakui sebagai salah satu latihan otak yang paling baik, karena kegiatan ini mendorong otak untuk berimajinasi, berfikir luas, dan mengingat kembali berbagai informasi yang tersimpan selama ini serta merangsang otak untuk merangkaikan kembali kepingan-kepingan informasi ini.Jadi? Mengarang memang gampang, tetapi membuat artikel opini yang baik butuh kemauan keras dan latihan yang rutin.
Selamat menulis.

Tip Untuk Memperbaiki Mutu Tulisan

Penulisan Judul * Judul merupakan inti dari teras berita. Judul harus jelas, mudah dimengerti dengan sekali baca, juga menarik, sehingga mendorong pembaca mengetahui lebih lanjut isi tulisan.
* Judul selain memuat informasi penting dan menarik, betul-betul menggigit, perlu kejelasan makna asosiatif setiap unsur Subyek, Obyek, dan Keterangan.
* Panjang judul maksimal dua baris, masing-masing baris terdiri atas empat hingga enam kata. Bila panjang judul satu baris, maksimal terdiri atas lima kata. Untuk judul berita utama maksimal lima kata.
* Semua kata di dalam judul dimulai dengan huruf besar, kecuali kata sambung seperti di, yang, bila, dalam, pada, oleh, untuk, dan kata-kata tugas lainnya yang ditentukan redaksi.
* Judul tidak dimulai dengan angka. Penggunaan angka di awal judul bertentangan dengan kaidah bahasa.
* Hindari penggunaan singkatan yang tidak populer.
* Judul-judul bersifat tenang, tidak bombastis.

Jenis-jenis judul berita:
Judul Berita Pernyataan
1. Jika pernyataan bersifat normatif, dalam judul perlu dicantumkan dari siapa pernyataan itu muncul dan kepada siapa ditujukan. Jika terlalu panjang, kalimat judul dapat dipecah menjadi dua bagian. Siapa yang melontarkan pernyataan menjadi pra-judul (kickers), dan bagian kedua isi pernyataan menjadi judul berita. (Catt.: pra-judul hanya dipakai untuk kalimat yang menjelaskan siapa Nara Sumber, atau Sebuah Kegiatan. Pra-judul bukan merupakan bagian dari judul.
2. Jika pernyataan merupakan penjelasan, dalam judul perlu dicantumkan siapa yang menjelaskan.
3. Jika pernyataan bersifat menghimbau, kalimat judul menyebutkan siapa yang dihimbau. Siapa penghimbaunya tidak perlu dicantumkan dalam judul. Bila dicantumkan bisa pada kickers.
4. Jika pernyataan bersifat penilaian positif, subyek yang melontarkan pernyataat tidak perlu dicantumkan dalam judul.
5. Jika pernyataan bersifat penilaian negatif, subyek yang melontarkan pernyataan perlu dicantumkan dalam judul.
6. Jika pernyataan bersifat menunjukkan apa atau bagaimana, sementara isi pernyataan itu sendiri lebih mengacu pada gagasan, subyek yang memberi pernyataan perlu dicantumkan dalam judul.
7. Jika pernyataan bersifat menunjukkan apa atau bagaimana, sementara pernyataan itu sendiri lebih mengacu pada kebenaran faktual yang berlaku umum, subyek yang memberi pernyataan tidak perlu dicantumkan dalam judul.

Judul Berita Peristiwa
1. Jika peristiwa berkaitan dengan tindakan pemerintah dan berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat, sementara pembaca tahu hanya pemerintah yang bisa melakukan, subyek tidak perlu dicantumkan.
2. Jika tindakan itu hanya berkaitan langsung dengan kepentingan sekelompok masyarakat, pemerintah sebagai subyek perlu dicantumkan.
3. Jika tindakan dilakukan oleh non-pemerintah dan subyek pelaku tenar, sementara tindakan itu diluar kebiasaannya, sublek perlu dicantumkan, meski tidak perlu lengkap.
4. Jika tindakan itu memang menjadi tugasnya, subyek tidak perlu dicantumkan.
5. Jika peristiwa berkaitan dengan tindakan subyek yang tidak tenar, identitas lengkap subyek tidak perlu dicantumkan dalam judul, namun diganti dengan sebutan yang memberi kejelasan asosiatif.
6. Jika peristiwa itu merupakan tindakan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum dan merugikan pihak lain, subyek pelaku yang tidak tenar tidak perlu ditonjolkan.
7. Jika peristiwa itu merupakan upaya penegakkan hukum, sedang subyek tidak tenar, identitasnya tidak perlu disebut lengkap dalam judul asal memiliki kejelasan asosiatif. Di sini yang sitonjolkan adalah obyek yang terkena tindakan.
8. Kalau peristiwa itu menyangkut prestasi, nama subyek yang tenar perlu dicantumkan dalam judul.
9. Jika subyek yang berprestasi tidak tenar, identitas tak perlu tercantum di judul, asal memiliki kejelasan asosiatif.
10. Jika peristiwa berkaitan dengan kejadian alam, dan menimbulkan korban, maka judul yang memuat peristiwa dan penderitaan korban lebih menggungah perhatian pembaca.
11. Jika kejadian alam itu tidak menimbulkan korban, tetapi merupakan peristiwa luar biasa, subyek perlu ditonjolkan dalam judul, juga dampak peristiwa itu.

Penulisan Lead (Teras Berita)
Dalam menuliskan teras berita, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
Teras Berita Langsung
1. Kandungan informasi dalam teras berita untuk format berita langsung adalah informasi paling penting yang merupakan inti berita yang akan dijelaskan rinci dan lengkap dalam tubuh berita, di dalamnya terkandung unsur what dan who.
2. Kalimat teras berita hendaknya runut, dan sinambung, sehingga mengandung pokok pikiran tunggal sebagai satu alinea. Dalam teras sudah pula disiapkan unsur transisi yang akan mempertautkan pokok pikiran dalam teras berita dengan alinea berikutnya, yaitu yang biasa disebut bridge. Tugasnya menjelaskan lebih lengkap dan detail apa yang dimuat pada teras berita.
3. Keterangan waktu (when) akan lebih mempunyai nilai bila dimasukkan dalam teras berita berformat Berita Langsung, yang didahului dengan unsur who dan what-nya (ini berlaku untuk berita yang sangat baru). Bila berita dikemas dalam format Berita Ringan (Berita Kisah), maka yang perlu ditonjolkan adalah unsur what dan who-nya, bukan keterangan waktunya.
4. Bersamaan dengan penonjolan unsur waktu yang tajam, perlu diupayakan agar berita yang berlingkup nasional, yang faktanya diperoleh dari luar daerah, diberi konteks lokal.
5. Teras berita harus ringkas, jelas, lugas. Ringkas, maksudnya memperhatikan ekonomi kata. Jelas, artinya tidak menggunakan kata yang bermakna ganda dan kalimat yang rancu. Lugas artinya langsung pada pokok persoalannya.
Teras Berita Pernyataan
1. Teras berita pernyataan, harus menjelaskan lebih rinci apa yang dimaksud oleh pernyataan nara sumber yang terkandung dalam judul berita.
2. Jika pernyataan itu lebih penting dan menarik ketimbang siapa yang mengucapkan pernyataan, subyek yang membuat pernyataan tidak perlu dicantumkan dalam teras berita.
3. Jika pernyataan dilemparkan oleh subyek yang tenar, sehingga bobot pernyataan menjadi penting dan menarik, identitas subyek yang memberikan pernyataan perlu dicantumkan dalam teras berita.
4. Jika pernyataan seseorang hendak ditampilkan lewat kutipan langsung, yang ditampilkan dalam teras berita adalah kalimat narasumber yang dipandang paling 'menggelitik' pembaca. Pengertian 'menggelitik' disini, selain penting dan menarik, kalimat itu menggunakan kata atau ungkapan yang otentik, orisinil dan khas dari narasumber tersebut.
5. Jika pernyataan berasal dari dua narasumber atau lebih, dicari paralelitas pernyataan setiap narasumber, agar dapat dijadikan teras berita. Jadi masalah yang tertuang di teras berita tunggal,
sedang sudut pandang bisa sama atau berbeda.

Teras Berita Peristiwa
1. Teras berita peristiwa, memuat identitas subyek, apa tindakannya, terhadap apa atau siapa, dan akibat tindakan itu. Jika teras menjadi terlalu panjang, sebagian informasi itu (baik identitas orang, lokasi, benda) bisa ditempatkan dialinea berikutnya.
2. Jika peristiwa itu adalah kejadian tak disengaja, teras berita memuat apa kejadian, di mana, kapan, apa atau siapa korban, serta akibat kejadian. Jika terlalu panjang sebagian informasi bisa disajikan dalam alinea selanjutnya.

Teras Berita Ringan dan Berita Kisah
1. Teras berita ringan atau berita kisah, menyajikan fakta-fakta yang paling menarik (who, why, when, where, how). Banyak ragam teras yang dapat digunakan dalam penulisan berita ringan, misalnya contrast lead (pembukaan kontras), quotation lead (pembukaan yang berupa kutipan langsung), dan sebagainya.
2. Semua jenis teras ini lebih menunjukkan gaya penulisan ketimbang isis informasi yang disampaikan. Tidak ada patokan jenis teras berita mana yang harus dipakai, sebab tergantung pada materi yang ditulis. Yang penting bagaimana teras berita itu mampu mengikat pembaca sampai ke akhir tulisan.

Penulisan Tubuh Berita
* Struktur piramida terbalik mengisyaratkan informasi paling penting untuk hard news dan paling menarik untuk soft news, ditempatkan pada teras berita. Informasi ini kemudian dikembangkan pada alinea berikutnya untuk menjelaskan dan melengkapi teras sepanjang hal itu relevan dengan teras.
* Setiap alinea merupakan pengembangan alinea sebelumnya, sehingga informasi yang tidak penting dalam kerangka berita tersebut ditempatkan di bagian akhir. Namun bukan berarti alinea akhir tersebut tidak berarti bagi berita itu secara keseluruhan, namun tetap diperlukan untuk mempertajam kejelasan asosiatif.
* Kesinambungan pokok pikiran antar alinea tetap dijaga. Setiap alinea mengandung unsur transisi yang mengacu pada pokok pikiran yang tertuang yang akan tertuang pada alinea berikutnya.
* Kalimat yang digunakan untuk membangun alinea lugas, ringkas, dan jelas dengan tetap bercita rasa bahasa yang baik.
Berita Langsung
Struktur berita langsung adalah piramida terbalik. Bagian terpenting berita terletak di teras berita. Tubuh berita menerangkan apa yang ada di dalam teras berita.
Berita Ringan
Struktur berita juga piramida terbalik. Bagian paling menarik terletak di bagian teras.
Berita Kisah
Struktur penulisan berita kisah (features) bersifat bebas, dan tidak memiliki struktur yang ketat. Bagian teras merupakan uraian yang merangsang minat/selera orang untuk melanjutkan membaca.
Dasar penyusunan formulasi berita adalah untuk memberikan sentuhan rasa kemanusiaan pembaca. Yang harus diperhatikan adalah relevansi ending dengan pokok tulisan.
Ending/penutupan biasanya disesuaikan alur yang dipakai, bisa berupa klimaks, anti klimaks, pertanyaan retorik, surprise ending atau juga kesimpulan umum yang dipaparkan secara implisit.

September, 1998
asriel99@